BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Sirajuddin (2012) manusia adalah ,makluk
individu dan sosial yang tidak dapat melepaskan diri tanpaberhubungan dengan
manusia lain menyebabkan lahirnya kelompok sosial yang dilandasi adanya
kesamaan dalam kepentingan bersama dalam kelompok sosial yang dibentuk oleh
masyarakat terjadi adanya perubahan sosial.
Menurut Soekanto (1990) bahwa setiap masyarakat
manusia pasti mengalami perubahan. Perubahan mana dapat berupa perubahan yang
tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Adapula yang perubahan-perubahan yang
pengarunya terbatas maupun yang luas, serta ada perubahan-perubahan yang
l;ambat sekali, akan tetapi ada juga perubahan yang lambat sekali. Perubahan-
perubahan hanya akan dapat ditemukan oleh seseorang sempat meneliti susunan dan
kehidupan pada suatu masyarakat pada
suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat
ytersebut pada waktu yang lampau. Seseorang yang yidak sempat menelaah susunan
dan kehidupan masyarakat di Indonesia misalnya akan berpendapat bahwa
masyarakatb tersebut statis, tidak maju dan tidak berubah. Pernyataan demikian
didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang mendalam dan kurang
teliti karena tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti pada suatu titik
tertentu sepanjang masa. Orang-orang desa sudah mengenal perdagangan, alat-alat
transpor modern, bahakan petani dan peternak mulai memakai sistem bertani dan
berternak yang modern. Hal inilah yang melatar belakangi pembuatan makalah ini.
B.
Maksud
dan Tujuan
Maksud dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahu
bagaimana perubahan-perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat yang
berkaiatn dengan peternakan.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan sosial masyarakat, klasifikasi
perubahan sosial, faktor-faktor perubahan sosial, dampak perubaha sosial dan
kaitan antara perubahan sosial dan peternakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi
Perubahan Sosial
sampai saat ini telah dikemukakan
berbagai pendapat ahli mengenai pengertian perubahan sosial. Perubahan sosial
dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda yang
ada di dalam masyarakat sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak
serasi.
Menurut Prasetyo (2010) adapun
definisi perubahan sosial menurut pada ahli diantaranya :
1.)
Gillin
and Gillin
Perubahan sosial merupakan suatu
variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik yang timbul karena
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,
ideologi maupun adanya penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
2.)
Kingsley
Davis
Perubahan sosial dikatakan
sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya,
dalam masyarakat kapitalis timbul organisasi buruh yang mengakibatkan
terjadinya perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
3.)
Samuel Koenig
Perubahan sosial terlihat pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Modifikasi itu bisa terjadi secara intern maupun ekstern.
4.)
Mac Iver
Perubahan sosial adalah perubahan dalam
hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan dalam hubungan sosial
tersebut
5.)
Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah semua
perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi sistem sosialnya, dan mencakup didalamnya nilai-niai dan pola-pola
perilaku diantara kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat.
6.)
William F. Ogburn
Perubahan sosial mencakup
pengertian perubahan dalam unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun
yang bukan material.
7.)
Bruce C. Cohen
Perubahan sosial adalah perubahan
struktur sosial dan perubahan pada organisasi sosial. Syarat utama dalam
perubahan itu adalah sistem sosial dalam pergaulan hidup yang menyangkut
nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat.
Berdasarkan beberapa definisi
yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial pada
hakekatnya merupakan perubahan yang terjadi pada unsur-unsur sosial dalam
kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut dapat meliputi proses interaksi
sosial, struktur sosial, lapisan, sosial, nilai, norma maupun kontrol sosial
dalam lembaga kemasyarakatan.
Dari uraian di atas, maka dapat
dikatakan bahwa perubahan sosial adalah :
1.
Perubahan
pada segi struktural masyarakat seperti pola-pola perilaku dan pola interaksi
antar anggota masyarakat
2.
Perubahan
pada segi kultural masyarakat seperti nilai, sikap, serta norma sosial
masyarakat
3.
Merupakan
perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individual
hingga ke tingkat dunia
4.
Merupakan
perubahan yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium) dalam suatu
sistem masyarakat.
B. Bentuk-bentuk
Perubahan Sosial
Menurut Soekanto (1990) bahwa
perubahan sosial dapat dibedakan menjadi, yaitu:
1. Perubahan
yang lambat dan perubahan yang cepat.
a.)
Perubahan
yang lambat
Menurut
Soekanto (1990) bahwa perubahan yang lambat merupakan perubahan yang memerlukan
waktu yang cukup lama. Perubahan ini ditandai dengan perubahan-perubahan kecil
yang mengikuti. Perubahan in i juga dinamakan evolusi. Pada evolusi, perubahan
terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu dikarenakan
adanya upaya dari manusia (masyarakat) untuk beradaptasi dengan kondisi
sekitarnya. Contoh evolusi adalah perubahan mata pencaharian penduduk dari
meramu menujku pertanian tetap.
b.)
Perubahan
yang cepat
Menurut
Bambang (2008) bahwa perubahan sosial yang cepat adalah perubahan yang
berlangsung dengan cepat dan mencakup dasar atau pokok-pokok kehidupan dalam
masyarakat. Perubahan ini disebut dengan revolusi. Perubahan ini biasanya direncanakan lebih dahulu. Untuk
mewujudkan perubahan dapat dilakukan dapat dilakukan dengan kekerasan maupaun
tanpa kekerasan. Contoh dari revolusi antara lain revolusi industri, yakni mengubah produksi
dengan tenaga mesin, revolusi hijaunmengubah produksi hasil pertanian menjadi
berlipat-lipat.
Adapun
syarat-syarat revolusi menurut Soekanto (1990) antara lain, yaitu:
·
Ada
keinginan yang kuat dari masyarakat untuk berubah.
·
Adanya
pimpinan baik perorangan maupun kelompok orang yang mampu memimpin arah
perubahan.
·
Kemampuan
pemimpin yang karismatik.
·
Ada
tujuan nyata yang ingin dicapai.
·
Disesuaikan
dengan momentum (waktu) yang tepat dalam mengadakan perubahan.
2. Perubahan
Kecil dan Perubahan Besar
a.)
Peubahan
kecil
Menurut
Soekanto (1990) mengatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi
pada unsur struktural sosial yang tidak
membawa pengaruh langsung atau berati
bagi masyarakat. Contohnya adalah mode pakaian tidak akan membawa pengaruh
apa-apa bagi masyarakat dalam keseluruhannya karena tidak mengakibatkan
perubahanperubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
b.)
Perubahan
besar
Menurut
Bambang (2008) pewrubahan sosial yang besar akan membawa pengaruh besar kepada
struktur dan aspek kehidupan masyarakat. Perubahan sosial ini mengakibatkan
masyarakat menerima dampak yang
ditimbulkan. Contoh industrialisasi pedesaan yang akan membawa pengaruh kepada
aspek sosial, ekonomi dan politik masyarakat.
3. Perubahan
yang dikehendaki (intended-change)
atau perubahan yang direncanakan (planned-change)
dan perubahan yang tidak dikehendaki (unintended-change)
atau perubahan yang tidak direncanakan(unplanned-change)
a.)
Perubahan
yang dikehendaki atau direncanakan
Menurut
Soemardjan (1964) menyatakan bahwa perubahan yang dikehendaki atau direncanakan
merupakan perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu
oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak
yang menginginkan adanya perubahan itu disebut agent of change merupakan seorang atau sekelompok masyarakat yang
mendapatpemimpin pada satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Suatu
perubahan yang direncanakan selalu berda di bawah kendali agent of change. Contohnya lahirnya Undang-undang pemilu yang
merubah tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia. Saat ini
rakyat memilihnya secara langsung.
b.)
Perubahan
yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan.
Menurut
Hariyanto (2012) bahwa perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan
adalah terjadinya perubahan-perubahan yang tidak direncanakan atau dikehendaki
dan terjadi di luar pengawasan masyarakat dan dapat menimbulkan akibat-akibat
sosial yang tidak diharapakan masyarakat. Misalnya, terjadinya musim kemarau
yang berkepanjangan dan berakibat sulitnya mendapatkan penghasilan yang cukup
hingga membuat banyak anggota masyarakat nekad melakukan tindakan kriminal
hanya agar dapat melangsungkan hidupnya.
C.
Proses Perubahan Sosial
Menurut Prasetyo (2010) mengemukakan bahwa prroses
perubahan sosial dapat meliputi:
1.
Difusi
Perubahan sosial yang
terjadi didalam masyarakat, dapat terjadi karena proses penyebaran (difusi)
dari individu yang satu ke individu yang lain. Hal ini disebabkanbahwa perubahan sosial tidak
saja berasal melalui proses evolusi, namun juga dapat terjadi melalui proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan antarmasyarakat. Melalui proses difusi
tersebut, suatu penemuan baru (inovasi) yang telah diterima oleh suatu
masyarakat nantinya dapat disebarluaskan ke masyarakat yang lain. Penemuan baru
tersebut pada akhirnya dapat diterima dan diterapkan pada kondisi masyarakat
yang berbeda-beda
Menurut
Lauer (2001), difusi merupakan pola perubahan yang penting. Masalahnya adalah,
kadangkala aspek kebudayaan dapat merupakan hasil inovasi maupun hasil difusi,
atau dapat pula merupakan hasil modifikasi maupun hasil pemindahan. Teknik
modifikasi tersebut tidak hanya menyangkut unsur kebudayaan materiil, melainkan
juga menyangkut unsur kebudayaan nonmateriil.
Menurut Roger (1986) mengemukakan bahwa ada 4 unsur penting dalam proses difusi yaitu:
a.
Inovasi itu sendiri.
b.
Komunikasi inovasi.
c.
Sistem sosial tempat terjadinya proses difusi.
d.
Aspek waktu.
Inovasi berkaitan dengan unsur apa saja, baik berupa
model
pakaian, bentuk tarian baru, perkembangan teknologi, bahkan gerakan sosial.
Aspek komunikasi merupakan proses penyebaran inovasi melalui manusia yang
mengkomunikasikan ide baru kepada orang lain. Tanpa komunikasi, ide-ide baru
tidak akan menyebar ke orang lain. Sistem sosial merupakan sekumpulan
individu-individu yang berbeda fungsinya dan terlibat dalam kegiatan
menyelesaikan masalah kolektif. Aspek penting sistem sosial di antaranya adalah
norma, status dan pimpinan yang akan mempengaruhi jalannya proses penyebaran
dan penerimaan suatu inovasi. Penyebaran dan penerimaan inovasi ini secara
pasti terjadi sepanjang waktu, bahwa suatu masyarakat senantiasa menerima
informasi tentang inovasi baru melalui proses komunikasi dan respons masyarakat
dapat bersifat menerima ataupun menolak inovasi (Roger, 1986).
Menurut Soekanto (1990) bahwa difusi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat Difusi
intramasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a. Adanya
pengakuan bahwa suatu unsur baru mempunyai kegunaan.
b. .Ada
tidaknya unsur–unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atauditolaknya unsur
baru tersebut.
c. Unsur
baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama, kemungkinan tidakakan diterima.
d. Kedudukan
dan peran sosial individu yang menemukan sesuatu yang baruitu akan mempengaruhi
apakah hasil penemuannya itu dengan mudah dapatditerima atau tidak.
e. Pemerintah
dapat membatasi proses difusi ini.
Adapun difusi antarmasyarakat dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
a.
Terjadinya kontak antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
b.
Kemampuan dalam mendemonstrasikan manfaat dari unsur yang barutersebut.
c.
Adanya pengakuan atas penemuan baru tersebut.
d.
Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang menyaingi unsur-unsurpenemuan baru
tersebut.
e.
Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru di dunia ini.
f.
Paksaan dapat juga dipergunakan untuk menerima suatu penemuan baru.
2.
Akulturasi
Menurut Lauer (2001) bahwa akulturasi merupakan
suatu proses yang menyebabkan perubahan sosial karena adanya pengaruh dari
kebudayaan lain, atau saling mempengaruhi antara dua kebudayaan. Ditambahkan
lagi oleh Koentjoroningrat (2004) bahwa akulturasi sebagai proses dimana para
individu warga suatu masyarakat dihadapkan dengan pengaruh kebudayaan lain dan
asing. Dalam proses itu sebagian mengambil alih secara selektif sedikit atau
banyak unsur kebudayaanasing tersebut, dan sebagian berusaha menolak pengaruh
itu. Akulturasi jugadapat didefinisikan sebagai proses pertemuan unsur-unsur
dari dua kebudayaan yang berbeda dan menghasilkan unsur
kebudayaan yang baru, namun tidak sampai mengakibatkan hilangnya identitas dari
masing-masing unsur kebudayaan tersebut.
3.
Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses penyesuaian
sekelompok manusiadengan latar belakang kebudayaan tertentu ke dalam sekelompok
yang laindengan kebudayaan yang berbeda sedemikian rupa sehingga sifat khas
danidentitas kebudayaan kelompok pertama lambat laun berkurang bahkanmenghilang
(Prasetyo, 2010).
Asimilasi akan berlangsung lancar dan cepat apabila
ada faktor pendorong (Prasetyo, 2010) :
a. Adanya toleransi antar
kebudayaan yang berbeda.
b. Adanya kesempatan yang sama
dala bidang ekonomi.
c. Adanya
sikap menghargai terhadap hadirnya orang asing dan kebudayaan yang dibawa.
d. Adanya sikap terbuka dari
golongan berkuasa.
e. Adanya unsur budaya yang sama.
f. Terjadinya perkawinan campuran
(amalgamasi).
g. Adanya musuh bersama dari
luar.
Adapun beberapa faktor yang dapat menghambat
proses asimilasi adalah :
a. Letak geografis yang
terisolir.
b. Rendahnya pengetahuan tentang
kebudayaan lain.
c. Adanya ketakutan terhadap
kebudayaan lain.
d. Adanya sikap superior yang
menilai tinggi kebudayaan sendiri.
e. Adanya perbedaan ciri-ciri ras
yang mencolok.
f. Perasaan in group yang kuat.
g.
Adanya perbedaan kepentingan.
4. Akomodasi
Akomodasi adalah proses penerimaan unsur
kebudayaan dari luar tanpa mempengaruhi unsur kebudayaan lokal. Akomodasi dapat
diartikan sebagai proses atau keadaan kesesuaian. Akomodasi juga diartikan
keseimbangan dalam interaksi antara individu dengan kelompok sehubungan dengan
nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Akomodasi dapat diartikan upaya
untuk meredakan atau menyelesaikan konflik. Dalam hal ini bertujuan untuk
mengurangi pertentangan serta mencegah terjadinya pertentangan dan memungkinkan
terjadinya kerjasama dan asimilasi (Prasetyo, 2010).
D.
Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial
Ada beberapa faktor yang
berkontribusi dalam memunculkan perubahan sosial. Faktor tersebut dapat
digolongkan ke dalam faktor dari dalam dan faktor dari luar masyarakat
(Soekanto,1990):
1. Faktor dari Dalam
Masyarakat (internal)
Berikut ini sebab-sebab perubahan
sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern):
a) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah
penduduk.
b) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di
masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru
yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
c) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (konflik) dalam
masyarakat.
d) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu
menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia
(Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya
menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Mar is revolusi
tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga
tatanan dalam keluarga.
2. Faktor dari Luar
Masyarakat (Eksternal)
Perubahan sosial dan kebudayaan
juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat
(sebab ekstern).Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat yaitu:
a) Adanya pengaruh bencana alam.
Kondisi ini terkadang
memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah
kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru,
maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang
baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada
struktur dan pola kelembagaannya.
b) Peperangan
Adanya peperangan, baik
perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena
pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya
kepada pihak yang kalah.
c) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Bertemunya dua
kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu
kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling
menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf
yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang
lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser.
Selain faktor- faktor
dari dalam dan luar yang mempengaruhi perubahan sosial terdapat faktor yang mendorong
dan memperlambat perubahan sosial (Harun, 2012):
1. Faktor yang
Pendrong Perubahan Sosial
a.
Adanya Kontak dengan
Kebudayaan Lain Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling
berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan.
Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau
merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut
dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang
ada.
b.
Sistem Pendidikan
Formal yang Maju Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia,
terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan
objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah
kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
c.
Sikap Menghargai Hasil
Karya Orang Lain Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong
seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin
terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
d.
Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana,
dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu,
toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
e.
Sistem Terbuka
Masyarakat (Open Stratification) Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak
sosial ertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat.
Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan
dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para indi idu untuk dapat
mengembangkan kemampuan dirinya.
f.
Heterogenitas Penduduk Di dalam masyarakat
heterogen yang mempunyai latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda
akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial.
Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya perubahanperubahan baru dalam
masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.
g.
Orientasi ke Masa Depan
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu
berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan
dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
h.
Ketidakpuasan
Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu Ketidakpuasan yang berlangsung lama
di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan,
pertentangan, dan gerakan re olusi untuk mengubahnya.
i.
Nilai Bahwa Manusia
Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki Hidupnya Ikhtiar harus selalu
dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas.
2. Faktor Penghambat
Perubahan Sosial
a.
Kurangnya Hubungan
dengan Masyarakat Lain Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak
mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan
pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
b.
Terlambatnya
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan
masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi
mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat
lain (terjajah).
c.
Sikap Masyarakat yang
Masih Sangat Tradisional Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau
dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman. Lebih
parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh golongan konser
atif (kolot).
d.
Rasa Takut Terjadinya
Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan Integrasi kebudayaan seringkali berjalan
tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola
kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya
menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau
kebudayaan yang telah ada.
E. Dampak Perubahan
Sosial
Perubahan senantiasa mengandung dampak positif dan
negatif. Untuk itu dalam merespon perubahan diperlukan kearifan dan pemahaman
yang mendalam mengenai nilai, arah program, dan strategi yang sesuai dengan
sifat dasar perubahan itu sendiri (Sirajuddin, 2012).
Menurut
Anonim (2011) bahwa perubahan membawa dampak positif dan dampak negatif yaitu:
1.
Dampak Positif
Menurut Anonim (2011)
bahwa dampak perubahan sosial masyarakat secara adil dan sejahtera. Hal ini menjadi idaman
masyarakat dalam menjalani kehidupannya. Adanya dampak positif atas perubahan
sosial masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup. Artinya, perubahan sosial
akan meningkatkan peradaban dan taraf hidup masyarakat secara kualitatif menuju
kearah yang lebih baik.
Dampak
positif dari perubahan sosial antara lain:
a.)
Munculnya nilai dan
norma baru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
b.)
Adanya struktur dan
hubungan sosial baru yang lebih manusiawi.
c.)
Berkembangnya lembaga
sosial baru.
d.)
Kemajuan diberbagai
bidang kehidupan, baik sosiL, ekonomi, politik maupun budaya.
e.)
Kemudahan dalam
menjalin komunikasi dengan masyarakat lain.
2. Dampak Negatif
Menurut Anonim (2011) dampak negatif perubahan sosial
mengarah pada kemunduran yang ditandai dengan adanya tindakan kriminalitas,
konflik sosial, deviasi sosial, serta berbagai masalah sosial lainnya. Hal inilah yang menunjukkan adanya dampak
negatif atas perubahan sosial dalam masyarakat.
Adapun dampak negatif perubahan
sosial yang terjadi akibat modernisasi dan globalisasi antara lain:
a.) Adanya disorientasi nilai dan norma yang berlaku.
b.) Munculnya konflik sosial, baik vertikal maupun horizontal.
c.) Tidak berfungsinya lembaga sosial secara optimal.
d.) Munculnya krisis multidimensional dalam masyarakat.
e.) Terjadinya kerusakan lingkungan akibat perubahan pola pikir
f.) Menimbulkan degradasi kualitatif tatanan sosial.
F. Pengaruh Teknologi Peternakan
Tehadap Perubahan Sosial di Pedesaan
Menurut
Suryadi (2012) pada masa pembangunan ini, dari dahulu hingga kini desa
secara terus menerus mengalami perubahan sosial. Seperti yang dijelaskan oleh
Soekanto (1990) bahwa tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti pada suatu
titik tertentu sepanjang masa. Orang-orang desa sudah mengenal perdagangan,
alat-alat transpor modern, bahkan petani dan peternak mulai memakai sistem
bertani dan berternak yang modern.
Menurut
Suryadi (2012) bahwa masyarakat desa menerima dan menggunakan hasil penemuan
atau peniruan teknologi khususnya di bidang peternakan, yang merupakan
orientasi utama pembangunan di Indonesia. Penerimaan terhadap teknologi baik
itu dipaksakan ataupun inisiatif agen-agen perubah, tidak terelakkan lagi akan
mempengaruhi perilaku sosial (social behavior) dalam skala atau
derajat yang besar. Lebih dari itu, introduksi teknologi yang tidak tepat
mempunyai implikasi terhadap perubahan sosial, yang kemudian akan diikuti dan
diketahui akibatnya. Contohnya ketika teknologi memotong ayam dilakukan oleh
mesin canggih yang justru berdampak pada pengurangan tenaga kerja. Di satu sisi
adanya perubahan sosial yang lebih maju, karena masyarakat tidak perlu susah
memotong ayam yang dapat memakan waktu, namun di sisi lain dengan adanya
teknologi tersebut berdampak pada pengurangan tenaga kerja yang akan menambah
pengangguran.
Menurut
Suryadi (2012) keadaan ini menimbulkan perubahan struktur, kultur dan
interaksional di pedesaan. Perubahan dalam suatu aspek akan merembet ke aspek
lain. Dimana dengan makin masuknya teknologi ke pedesaan akan mempercepat
kemajuan desa tersebut, namun disisi lain menyebabkan pengangguran semakin
bertambah karena adanya pengurangan tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sirajuddin (2012) yang menyatakan bahwa teknologi pada hakikatnya
diciptakan untuk memudahkan aktivitas manusia. Namun, dalam kenyataannya
teknologi banyak disalahgunakan manusia itu sendiri. Dilain pihak dengan
semakin canggihnya teknologi, manusia menjadi semakin bebas dan menjadi
tergantung dengan teknologi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa teknologi
(atau inovasi) banyak membawa dampak bagi manusia sebagai pembuatnya. Dampak
perubahan sering dihadapakan pada perubahan sistem norma, nilai dan sejumlah
gagasan yang didukung oleh media komunikasi yang dapat mengubah sistem sosial,
politik, ekonomi, pendidikan, maupun budaya.
Teknologi
yang masuk ke desa banyak dikuasai oleh golongan ekonomi kelas atas dan
menengah di desa. Golongan tersebut dengan pendirinya akan menentukan pasaran
kerja di desa. Keadaan demikian akan menggeser peranan pemilik ternak kerbau
atausapi sebagai sumber tenaga kerja pengolah sawah.Masuknya teknologi
perangkat usaha ternak sapi perah, menggeser peternak tradisional yang hanya
memiliki satu sampai tiga ekor ternak. Perangkat teknologi tersebut merubah
sistem beternak, dari ekonomi keluarga ke ekonomi komersial, dengan jumlah
ternak yang banyak dan dikuasai oleh golongan ekonomi kuat di desa atau di kota
yang menanamkan modalnya di desa. Perangkat teknologi sapi perah seperti mixer
makanan ternak, cooling unit susu, sistem pengawetan
dan lain-lain, memungkinkan orang untuk menangani jumlah ternak sapi lebih
banyak. Hal ini memberikan bukti bahwa teknologi mengakibatkan meningkatnya
ukuran usaha tani di pedesaan (Suryadi, 2012).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai tentang hubungan peternakan dengan
perubahan sosial dapat ditarik kesimpulan bahwa:
·
Perubahan sosial adalah perubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Hal-hal yang berkaitan dengan
perubahan sosial: Nilai-nilai sosial, Pola-pola perilaku, Organisasi, Lembaga
kemasyarakatan, Lapisan dalam masyarakat, Kekuasaan dan wewenang.
·
Bentuk-bentuk perubahan sosial: lambat
dan cepat, kecil dan besar, perubahan yang di kehendaki dan
perubahan yang tidak di kehendaki.
·
Faktor-faktor perubahan sosial ada 2
yaitu faktor dari dalam dan dari luar masyarakat selain itu ada juga faktor
yang pendorong dan penghambat perubahan sosial.
·
Masuknya dan pemakaian teknologi
peternakan ke pedesaan mempengaruhi hasil produksi dan waktu yang dipakai untuk
memproduksi hasil ternak. Namun, teknologi peternakan selain membawa dampak
positif juga membawa dampak negatif terhadap para peternak.
B.
SARAN
Beberapa saran untuk permasalahan peternakan akibat dampak
yang dihasilkan dari teknologi yang memengaruhi perubahan sosial diantaranya:
·
Paradigma pembangunan tidaklah mesti berladaskan pada
pertumbuhan sektoral, akan tetapi pemerataan dari segala aspek, mulai dari
pendidikan, ekonomi, dan teknologi agar tidak terjadi ketidakstabilan sosial
masyarakat sehingga pola interaksi tetap berjalan dengan baik dan nilai
kerjasama antara masyarakat tetap terjaga.
·
Kemandirian masyarakat tani perlu ditingkatkan dalam
menggali potensi mereka
·
Kebijakan pemerintah dalam pembangunan
mestinya berlandaskan pada kebutuhan masyarakat dan tidak bersifat
sentralistik, akan tetapi merata di seluruh pelosok.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011.Pengaruh Perubahan Sosial dan Dampaknya.
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociologi/2157404/pengaruh-perubahan-sosial-dan-dampaknya.
diakses Kamis, tanggal 4 April 2013.
Bambang, 2008. Perubahan Sosial.http://bambangguru.wordpress.com/2008/10/16/perubahan-sosial/.Diakses
hari Rabu, tanggal 3 April 2013.
Hariyanto. 2012. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Masyarakat. http:// http://belajarpsikologi.com/bentuk-bentuk-perubahan-sosial-masyarakat/.
Diakses hari Jumat, tanggal 5 April 2013.
Harun. 2012.Perubahan Sosial Budaya dalam Masyarakat. http://itsoftcenter.blogspot.com/2012/12/perubahan-sosial-budaya-dalam-masyarakat.html.
Diakses hari Rabu, tanggal 3 April 2013.
Koentjoroningrat.
2004. Kebudayaan, Mentalita dan
Pembangunan. Jakarta. Gramedia
Lauer,
Robert H. 2001. Perspektif Tentang
Perubahan Sosial. Jakarta. Rineka Cipta.
Prasetyo,
Eko Heru. 2010.Definisi Perubahan Sosial
dan Tipe-tipe Perubahan Sosial. http://prasteyowidi.wordpress.com/2010/01/03/definisi-perubahan-sosial-dan-tipe-tipe-perubahan/.
Diakses tanggal
Roger,
Everett M. 1986. Difusi dan Inovasi.
Jakarta. LP3S.
Sirajuddin,
Sitti Nurani. 2012. Bahan Ajar Sosiologi
Peternakan. Makassar. LKPP Unhas.
Soekanto,
Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta. Rajawali Press.
Soemardjan,
Selo.1964. Setangkai Bunga Sosiologi.
Jakarta. Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Suryadi. 2012. Pengaruh Teknologi Peternakan Terhadap Perubahan Sosial Di Pedesaan.http://littleblog.16mb.com/2012/11/pengaruh-teknologi-peternakan-terhadap-perubahan-sosial-di-pedesaan/. Diakses hari
Jumat, tanggal 5 April 2013.
Komentar