Langsung ke konten utama

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Ayam Petelur Fase Grower

BAB. I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeliharaan ayam petelur membutuhkan penanganan khusus dan sangat penting untuk diperhatian. Karena dengan pemeliharaan yang baik akan menghasilkan pertumbuhan ayam yang baik, kondisi ayam yang sehat, tingkat mortalitas yang rendah dan pada akhirnya akan menghasilkan ayam petelur dengan produksi telur yang tinggi. Salah satu hal yang perlu di perhatikan dalam manajemen pemeliharaan ayam petelur adalah sistem pencahayaan.
Salah satu sumber bahan protein yang bermutu tinggi bagirakyat Indonesia, mudah diperoleh dan terjangkau oleh kemampuan pendapatannya ialah telur dan dagingnya.Dalam rangka usaha menambah penyediaan protein hewani inilah pemerintan menganjurkan untuk meningkatkan lagi perkembangan peternakan ayam ras (unggul), seperti penyediaan bibit unggul, obat-obatan, melaksanakan pameran atau kontes ternak unggas secara nasional dan sebagainya.
Bila ditinjau dari iklimnya kepulauan Indonesia yang terbentang disepanjang khatulistiwa (tropis) mempunyai iklim dengan perubahan temperatur udara yang tidak begitu besar sepanjang tahun. Temperatur udara minimum dan maximum diseluruh kepuluan Indonesia walaupun sedikit berbeda-beda, tetapi sebagian besar masih dapat ditoleransi atau diadaptasi dengan baik oleh ternak ayam ( ± 210C s/d ± 270C ). Bahkan dibeberapa daerah terdapat temperatur udara yang sangat baik (favorable) bagi ternak ayam ( ± 150C s/d 210C ) dan samping itu di temukan pula daerah yang mempunyai temperatur lebih tinggi dari kebutuhan optimal ternak ayam, seperti daerah dataran rendah dan pantai. Keadaan iklim yang sedikit berbeda ini memerlukan perhatian management yang berbeda seperti menyiapkan konstruksi kandang ayam, kwalitas ransum makanan, penyimpanan hasil produksi dan sebagainya.
Ada berbagai pola yang dapat dilakukan dalam pemberian cahaya tambahan pada ayam periode grower. Jika pola pemberian cahaya ini tidak dilakukan dengan benar, maka justru akan merugikan peternak. Oleh karena itu, sebelum peternak melakukan pengaturan pencahayaan dengan berbagai modifikasi, peternak harus mengetahui fungsi cahaya tersebut.Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengaturan berbagai modifikasi yang disesuaikan dengan lingkungan dan kondisi ayam.Hal inilah yang melatarbelakangi penulisan makalah mengenai “Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Ayam Petelur Fase Grower”.

B. Rumusan Masalah
⦁    Bagaimana pengaruh pemberian cahaya terhadap ayam petelur fase grower?
⦁    Bagaimana manajemen pemberian cahaya terhadap ayam petelur fase grower?
C. Tujuan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memberikan beberapa informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ayam petelur fase grower, khususnya mengenai pengaruh pencahayaan serta manajemen pemberian cahaya terhadap fase grower. Diharapkan dengan makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, terutama bidang peternakan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan produktivitas ternak khususnya ayam petelur.

BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Gambaran Umum Ayam Petelur Fase Grower
Menurut Anonima (2012, pada fase growing period, yaitu mulai umur 6—18 minggu, ayam ras petelur perlu mendapatkan perawatan tepat agar ayam dapat berproduksi maksimal.Perawatan ini meliputi pencapaian bobot standar, kesehatan ayam, keseragaman minimal 85%, dan memiliki kekebalan tinggi terhadap penyakit.Ditambahkan oleh Banong (2012) bahwa pada fase ini ayam petelur berumur 6 sampai 16-18 minggu, ayam pada fase ini sering disebut dengan ayam dara (pullet).manajemen pada fase II (fase grower) sangat menentukan produksi telur dikemudian hari. Pada umumnya proses pemindahan ayam petelur ke kandang produksi (layer) dilakukan pada fase inikira-kira pada umur 13-16 minggu. Pada fase ini ayam petelur harus tersedia cukup tempat pakan, air minum, dan luas lantai kandang
Pullet atau ayam dara yang siap berproduksi sering dijadikan sebagai indikator keberhasilan usaha peternakan ayam petelur.Hanya pullet yang unggul yang bisa berproduksi optimal. Berdasarkan asumsi ini, peternak dituntut kejeliannya dalam memilih calon day old chicken (DOC) yang akan dipeliharanya (Yuwanto,2008).
Menurut Anonima (2012), ayam muda atau grower adalah anak ayam yang hidup pada fase pertumbuhan antara 8-20 minggu. Anak ayam yang telah mencapai fase grower berarti telah melewati masa starter yang kritis. Tata laksana untuk anak ayam fase tersebut pada prinsipnya masih sama dengan fase starter. Tetapi karena mereka umurnya telah meningkat, maka tentu saja relative lebih tahan terhadap lingkungan ataupun infeksi penyakit.
Pada fase grower anak ayam harus dipindahkan dari kandang starter ke kandang grower, atau kandang yang sama tetapi kepadatannya harus dikurangi. Ukuran 1 m2 untuk 5 – 10 ekor ayam, dan ukuran tempat pakan 7,5 – 10 cm/ekor untuk satu sisi. Jika menggunakan tempat pakan gantung yang berbentuk bulat dengan diameter 40 cm bisa mencukupi 100 ekor. Sistem lantai yang dipakai bisa postal (berlantai rapat) ataupun renggang (Anonima , 2012).

B. Pentingnya Pencahayaan Terhadap Ayam Petelur Grower
Cahaya dapat didefinisikan sebagai suatu bagian dari spektrum gelombang elektromagnet yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya.Penelitian intensif pada ayam modern selama satu dekade terakhir mengindikasikan bahwa gelombang elektromagnet yang merupakan komponen cahaya dapat mempengaruhi fungsi fisiologis dari beberapa bagian dari otak besar, khususnya hypothalamus (Alwi, 2013).
Cahaya (Light) mengandung energi proton yang dapat diubah menjadi ransangan biologis yang diperlakukan untuk berbagai proses fisiologis tubuh.Pada unggas, respon terhadap cahaya tidak terlalu melibatkan respon cahaya yang terdapat pada mata.Dapat dibuktikan bahwa reseptor cahaya yang terdapat pada hipotalamus lebih banyak digunakan untuk mengubah energi foton menjadi implus syaraf, yang kemudian diteruskan oleh sistem endokrin untuk berbagai keperluan seperti reproduksi perilaku dan karakteristik sekunder kelamin. Untuk dapat berproduksi dengan baik, ayam petelur memerlukan ransangan cahaya yang cukup lama dan intensitas. Pada daerah temperate diperlukan ransangan cahaya selama 14-16 jam/hari ( Sabil, 2014).
Menurut Sulistiyo (2011) pencahayaan merupakan teknik manajemen yang penting dalam pemeliharaan ayam grower untuk meningkatkan pertumbuhan dan menekan kematian.Program pencahaayaan yang dimakssud terdiri dari tiga aspek yaitu gelombang cahaya, intensitas cahaya, durasi dan penyebaran cahaya.Pencahayaan secara tradisional hanya ada satu sistem, yaitu pencahayaan secara terus menerus yang telah diterapkan oleh para petrnak broiler.Hal ini dilaksanakan untuk memaksimalkan pertumbuhan berat badan harian.
Adanya pencahayaan, baik pencahayaan alami (sinar matahari) maupun cahaya buatan (lampu) akan menstimulasi hipotalamus di otak. Selanjutnya, “sinyal” cahaya akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar tubuh, seperti hipofisa, tiroid dan paratiroid untuk menstimulasi disekresikannya hormone (Alwi, 2013).
Pencahayaan merupakan faktor eksogen yang kuat dalam mengontrol banyak proses fisiologis dan perilaku serta faktor yang paling kritis dari semua factor lingkungan bagi unggas. Pencahayaan merupakan keterpaduan dengan penglihatan, termasuk ketajaman visual dan pembedaan warna (Olanrewaju et al, 2006).
Pencahayaan memungkinkan unggas untuk menetapkan keserasian dan mensinkronkan atau menyamakan banyak fungsi esensial, termasuk temperature tubuh dan berbagai langkah metabolisme yang mempermudah kegiatan makan dan pencernaan.Pencahayaan juga menstimulasi pola sekresi beberapa hormone yang mengontrol sebagian besar pertumbuhan, kematangan/kedewasaan dan reproduksi (Olanrewaju et al, 2006).
Menurut Olanrewaju et al (2006).Pencahayaan terdiri dari tiga aspek yaitu : intensitas, durasi dan panjang gelombang. Intensitas cahaya, warna dan aturan photoperiod (waktu penyinaran) mempengaruhi aktivitas fisik unggas.
1. Intensitas Pencahayaan
2. Durasi Pencahayaan
3. Pencahayaan Konstan
Cahaya sangat diperlukan dalam pemeliharaan ayam, karena memiliki arti penting berkaitan dengan proses pertumbuhan dan produksi ayam, yaitu sebagai berikut (Nasty, 2010):
⦁    Proses Pertumbuhan.
Keberadaan cahaya yang masuk kedalam ruangan memungkinkan ayam untuk mampu melihat lingkungan sekitar, terutama makanan dan air minum yang tersedia. Sehingga dengan demikian, keberadaan cahaya tersebut tentu saja akan meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh ayam. Sementara, jumlah makan yang masuk kedalam tubuh (feed intake), juga berpengaruh besar terhadap proses produksi.
⦁    Proses Produksi Telur.
Pengaruh cahaya terhadap proses produksi telur adalah merangsang hormon reproduksi gonadotropin, dan proses ovulasi atau peneluran. Hal ini terjadi karena cahaya yang masuk kedalam ruangan diterima saraf pada mata ayam, yang kemudian menimbulkan rangsangan dalam mengahsilkan hormon yang sangat potensial dalam proses pembentukan telur.
 

BAB. III
PEMBAHASAN

⦁    Pengaruh Cahaya Terhadap Ayam Petelur Fase Grower
Cahaya yang menembus ke otak unggas akan merangsang hipotalamus untuk menghasilkan hormone Gonadotropin dan merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Leutinizing Hormone (LH) yang merangsang dan mempertahankan fungsi reproduksi (Pond and Wilson, 2000). Cahaya merangsang melepaskan dan meningkatkan suplai FSH.Hormon ini melalui aktivitas ovari mengakibatkan terjadinya ovulasi dan keluarnya telur. Bertelur dimulai pada umur yang terlalu awal, telur akan berukuran kecil. Bertelur tertunda sampai umur yang lebih tua, telur umumnya lebih besar (Blakely and Bade, 1991).
Cahaya menuju ke retina , hipotalamus, hipofisa anterior, kelenjar thyroid, tiroksin, dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam. Lansung mempengaruhi enzim yang berhubungan dengan metabolisme makanan, interaksi dengan ion-ion logam yang merupakan komponen co ensim, dan secara tidak lansung mempengaruhi pengeluaran hormon pertumbuhan (growt hormon = somatropik), hormon yang meransang pertumbuhan secara cepat. Pertumbuhan tulang, otot, ginjal, hati dan jaringan lemak (Jamaluddin, 2011).
Pengaruh cahaya selama periode Growing adalah pertama-tama cahaya dapat mempengaruhi seksual maturity. Dan peternak melakukan program pengaturan cahaya untuk menunda mulainya produksi telur.Serta pengurangan cahaya selama pertumbuhan dapat dimulai secepatnya kira-kira umur 3 hari untuk mencapai maksimum dimulai pada umur 12 minggu (Jamaluddin, 2011).
Kemampuan produksi (menghasilkan telur) bisa dirangsang dengan cahaya.Secara tidak langsung, cahaya membawa pengaruh pada perkembangan organ reproduksi ayam.Minggu pertama umur layer sangat menentukan.Alasannya, 70 % perkembangan folikel selesai di masa itu, sementara folikel ini lah yang selanjutnya tumbuh dan keluarsebagai telur. Jumlah total telur yang dihasilkan umumnya 30 % dari total sel folikel yang diproduksi ovarium terang. Artinya, apabila terbentuk 900 folikel maka hanya sekitar 300 butir telur akan dilepaskan Dan  bila hanya 500 folikel terbentuk, maka telur yang bakal dipanen tidak lebih dari 175 butir.Makin sedikit folikel terbentuk, makin kecil produksi telur. Demikian pula sebaliknya, Kelenjar ini berfungsi menghasilkan berbagai hormon yang berpengaruh pada metabolisme dan reproduksi ayam.Salah satunya adalah gonadhotropin. Dalam konteks reproduksi, peningkatan kadar gonadhotropin diinginkan karena akan memicu berkembangnya organ-organ reproduksi. Khususnya pada fase grower akhir, sangat menentukan perkembangan ovarium ayam dara, Dan hypothalamus akan berkembang dengan rangsangan cahaya..Cahaya merupakan stimulan positif bagi hypothalamus.Cahaya yang memancar membawa gelombang elektromagnet yang menggertak retina.Selanjutnya, ujung-ujung syaraf sensorik pada retina mata ayam merangsang aktivitas hypothalamus. Selain gonadhotropin yang tergertak, masih ada hormon thyroid, androgen dan corticosteroid yang turut terpicu lantaran adanya gelombang cahaya yang tertangkap retina mata ayam.(Anonim, 2010)
Peran tiga hormon tersebut.Thyroid yang terstimulasi dengan cahaya cukup dapat terpacu meningkatkan laju metabolisme.Sementara androgen lebih berperan pada pembentukan kerangka.Lainnya, corticosteroid berperan dalam melakukan kontrol stres ayam.Selain berpengaruh terhadap hormonal ayam, pencahayaan atau manipulasi cahaya dapat merangsang tingkat konsumsi ayam.Berdasarkan penelitian yang telah banyak dilakukan, ayam cenderung memilih pakan dengan warna jagung alias mendekati kekuningan.Jika warna ini bisa selalu tampak pada pakan, maka efek warna yang terpantul dapat sedikit mengelabui penglihatan ayam sehingga ayam terangsang untuk makan. (Anonim, 2010).
⦁    Manajemen Pemberian Cahaya Terhadap Ayam Petelur Fase Grower
Cahaya buatan digunakan untuk mengontrol pertumbuhan dan kecepatan kedewasaan kelamin pullet sehingga tubuhnya sudah cukup besar untuk menghasilkan telur yang pertama sesuai yang diharapkan. Suatu masalah yang praktis ialah bagaimana mengontrolumur dan berat pada sexual matuarity sehingga “egg layingperformance”nya akan menguntungkan secara komersial. Cara ini dapat diatasi dengan cara mengurangi panjangnya hari dan pemeliharaan ayam tersebut mulai pemeliharaan sampai saat bertelur. Panjangnya hari pada pemeliharaan anak-anak ayam secara lambat laun dikurangi hingga hanya kira-kira 6 jam dalam sehari padaa saat mana pullet telah berumur 5,5 – 6 bulan. Pada saat ini cahaya dinaikkan 14 – 16 jam/hari guna menstimulir produksi (Anonimb, 2012).
Untuk pelaksanaan ini akan membutuhkan kandang tertutup dimana semua cahaya alam tak ada sama sekali, selama akhir periode grower. Cahaya buatan dapat pula digunakan pada pullet yang tidak bertelur atau petelur tua untuk berproduksi pada waktu yang dikehendaki atau menunda produksi yang normal. Cahaya buatan tambahan dapat di gunakan pada ayam ( unngas ) sebagai rangsangan disamping cahaya alam. Pengaruh akibat penambahan cahaya itu akan diperoleh 7 – 10 hari kemudian. Biasanya penggunaan cahaya tambahan ini dilakukan pada pagi hari, sore hari atau kombinasi keduanya guna melengkapi kebutuhan cahaya 13 – 14 jam dalam sehari (Anonimb, 2012).
Dalam gertakan cahaya akan mempunyai level intensitas tertentu sebab bertambah terangnya cahaya tidak berpengaruh terhadap kenaikan produksi telur yang lebih besar. Level intensitas cahaya 0,5 – 1 foot candle harus diberikan pada periode tergelap elama pemeliharaan ayam. Cahaya merah lebih efektif dari pada cahaya biru, tapi walupun demikian cahaya putih dari bola lampu biasa mengandung cahaya merah yang cukup untuk mengadakan stimulus yamg memuaskan.Anak ayam merlukan cahaya yang lebih banyak dari pada ayam tua. Setelah mencapai umur 4 minggu,ayam akan lebih baik pertumbuhannya apabila cahaya yang diberikan penuh lagi menjelang masak kelamin ( umur 20 – 22 minggu ). Cahaya yang diterima ayam dapat berupa cahaya buatan atau cahaya alam (Anonimb, 2012).
Cahaya sangat diperlukan dalam pemeliharaan ayam, karena memiliki arti penting berkaitan dengan proses pertumbuhan dan produksi ayam, yaitu sebagai berikut: Proses pertumbuhan.  Keberadaan cahaya yang masuk kedalam ruangan memungkinkan ayam untuk mampu melihat lingkungan sekitar, terutama makanan dan air minum yang tersedia. Sehingga dengan demikian, keberadaan cahaya tersebut tentu saja akan meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh ayam. Sementara, jumlah makan yang masuk kedalam tubuh (feed intake), juga berpengaruh besar terhadap proses produksi. Proses Produksi Telur.
Pengaruh cahaya terhadap proses produksi telur adalah merangsang hormon reproduksi gonadotropin, dan proses ovulasi atau peneluran. Hal ini terjadi karena cahaya yang masuk kedalam ruangan diterima saraf pada mata ayam, yang kemudian menimbulkan rangsangan dalam mengahsilkan hormon yang sangat potensial dalam proses pembentukan telur (Anonima, 2012)
Ayam dara yang beranjak dewasa pada saat lamanya siang hari bertambah, cukup hanya di sediakan cahaya tiruan , sehingga cahaya dapat di kurangi 1 jam lamanya setiap 2 minggu sekali, sampai ayam dara menginjak umur 22 minggu. Pada saat ini, cahaya di tambah lagi dengan cara yang sama hingga mencapai lamanya siang 14 – 16 jam sehari. Sebetulnya masih ada metode yang lain missal : metode pencahayan tetap, modifikasi step down step up dan metode auburn. Tapi karena ketiganya tidak cocok di terapkan di Indonesia makanya saya tidak membahasnya. Kalaupun tetap di paksakan di pakai,harus memerlukan model kandang yang close up, padahal ini kan memerlukan modal dana yang terlalu mahal, tidak cocok untuk peternak kecil di Indonesia yang jumlahnya bisa jutaan personal Anonima, 2012).
 Lebih gampangnya, tambah cahaya pagi hari lamanya 2 jam, dari jam 4 – 6 pagi hari dan penambahan cahaya pada malam hari selama 2 jam mulai pukul 6 – 8 malam.Ini setelah ayam menginjak umur produksi di mulai minggu ke 17 hingga afkir. Sedang saat periode grower I dan II, dimulai pada minggu ke 6 hingga minggu ke 16 intensitas cahaya di kurangi sehingga lamanya siang hari kisaran 10 – 12 jam Anonima, 2012).
Untuk lebih mudahnya agar lebih praktis pelaksanaannya, pada periode grower minggu ke 6 hingga minggu ke 16 kandang segera di tutup sehingga cahaya tambahan dari luar tidak bisa masuk, pada jam 3 sore dan nanti baru di buka kembali pada pagi hari saat jam 7. Sedang pada periode layer atau produksi tambah cahaya selama 2 jam pagi hari dari jam 4 – 6, lampu tambahan di nyalakan,sedang pada sore hari beri tambahan cahaya lampu dari jam 6 – 8 malam Anonima, 2012).
Menurut Anonim (2012) Waktu pemberian cahaya buatan ada 3 macam:
1. Morning light (penambahan cahaya pada dini hari)
2. Evening light (penambahan cahaya pada sore hari)
3. Morning and evening light (penambahan cahaya kombinasi pagi dan sore hari)
Pencahayaan untuk pullet dimatikan secara total pada umur 10-16 minggu.
Yang dimaksud dengan pencahayaan dimatikan secara total ialah pencahayaan hanya dilakukan pada siang hari dengan sumber cahaya matahari dan tidak menggunakan cahaya lampu tambahan sama sekali pada malam hari. Atau dengan kata lain kandang dibiarkan gelap. Tujuannya untuk mencegah terjadinya dewasa kelamin dini pada pullet.Selain itu, pullet tidak diberi kesempatan untuk makan di malam hari sehingga pertumbuhan berat badan dan produksi telurnya dapat dikontrol.
Dari beberapa hasil penelitian diketahui bahwa ayam pullet yang mendapatkan full lighting atau tambahan pencahayaan sebelum waktunya bertelur berakibat pada:
⦁    dewasa kelamin menjadi lebih cepat
⦁    telur yang dihasilkan kecil-kecil, dan
⦁    persistensi produksi telur rendah (ayam tidak bertelur secara kontinyu setiap hari)
Oleh karena itu, pemberian cahaya tambahan di malam hari sebaiknya dilakukan ketika ayam pullet mulai bertelur pertama kali (waktu pertama kali bertelur harus disesuaikan dengan standar performa layer dari breeder, biasanya pada umur 18 minggu dengan standar produksi telur 2%). Adapun ketentuan terkait penambahan cahaya ini, antara lain:
⦁    Penambahan lama pencahayaan segera dilakukan saat ayam pertama kali bertelur
⦁    Jangan mengurangi lama pencahayaan saat ayam berproduksi telur, terlebih lagi saat masa kritis (masa awal produksi sampai produksi puncak), yaitu di umur 18-28 minggu
⦁    Penambahan lama pencahayaan dilakukan secara bertahap, terhitung saat ayam pertama kali bertelur
⦁    Lama pencahayaan maksimal untuk ayam yang telah memasuki masa produksi yaitu 16 jam (12 jam sinar matahari + 4 jam sinar lampu dimalam hari) atau penambahan cahaya lampu maksimal 4 jam/hari

Saat fase grower program pencahayaan diberikan cahaya dalam waktu paling singkat (12 jam atau hanya dari cahaya matahari) dengan intensitas terendah. Hal ini dimaksudkan untuk mengontrol perkembangan saluran reproduksi dan pencapaian berat badan yang optimal saat mulai berproduk

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengaruh cahaya selama periode Grower adalah cahaya dapat mempengaruhi seksual maturity. Cahaya menuju ke retina , hipotalamus, hipofisa anterior, kelenjar thyroid, tiroksin, dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam. Lansung mempengaruhi enzim yang berhubungan dengan metabolisme makanan, interaksi dengan ion-ion logam yang merupakan komponen co ensim, dan secara tidak lansung mempengaruhi pengeluaran hormon pertumbuhan (growt hormon = somatropik), hormon yang meransang pertumbuhan secara cepat. Pertumbuhan tulang, otot, ginjal, hati dan jaringan lemak.
Mengurangi panjang cahaya perhari selama periode growing akan memperpanjang waktu sehari umur seksual maturity atau memperlambat kematangan seksual. Mengurangi panjang cahaya perhari selama periode growing akan menaikkan jumlah telur yang dihasilkan selama pertengahan periode bertelur pertama dan meningkatkan besar telur pertama, umumnya menaikkan besar telur selama produksi telur 4 atau 5 bulan pertama.
Ayam pullet yang mendapatkan full lighting atau tambahan pencahayaan sebelum waktunya bertelur berakibat padadewasa kelamin menjadi lebih cepat, telur yang dihasilkan kecil-kecil, dan persistensi produksi telur rendah (ayam tidak bertelur secara kontinyu setiap hari).
Dua hal penting tentang pencahayaan adalah jangan menambah jam terang selama masa pertumbuhan (fase grower) dan sebaliknya jangan mengurangi jam terang selama masa produksi. Pemberian cahaya yang sama antara masa grower dan layer terbukti mempunyai produksi telur lebih rendah meskipun berat telurnya lebih besar. Pemberian cahaya secara terus-menerus (tanpa pengaturan) akan mengakibatkan ayam kurang peka rangsangan cahaya saat memasuki masa layer (produksi telur). Sama halnya jika terlalu gemuk, penambahan cahaya akan memicu terjadinya prolapse.
Saat fase grower program pencahayaan diberikan cahaya dalam waktu paling singkat (12 jam atau hanya dari cahaya matahari) dengan intensitas terendah.Hal ini dimaksudkan untuk mengontrol perkembangan saluran reproduksi dan pencapaian berat badan yang optimal saat mulai berproduksi.

⦁    Saran
Untuk meningkatkan produksi ayam petelur, peternak seharusnya tidak mengabaikan program pencahayaan pada fase grower.Karena manajemen pencahayaan yang kurang dapat menyebabkan produksi telur rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Windawati. 2013. Tujuan Pengaturan Pemberian Cahaya Pada Ternak Unggas. http://winwinalwi.blogspot.com/2013/02/tujuan-pengaturan-pemberian-cahaya-pada.html. Diakses tanggal 3 Maret 2014.
Anonim. 2010. Lighting itu penting!.http://www.trobos.com/show_article. php?rid=8&aid=667) .Diakses tanggal 3 Maret 2014.
Anonima, 2012.Makalah Pengaruh Cahaya Produktivitas Ayam Petelur. http://catatanpeternak.blogspot.com/2012/10/makalah-pengaruh-cahaya-terhadap.html. Diakses tanggal 3 Maret 2014.
Anonimb.2012. Fase Grower Ayam Petelur.http://centralunggas.blogspot. com/2012/10/fase-grower-ayam-petelur.html#ixzz2vCFUU9Ee. Diakses tanggal 3 Maret 2014.
Banong, Sahari. 2012. Manajemen Industri Ayam Ras Petelur. Masagena Press: Makassar.
Blakely, J and D. H. Bade. 1991. The Science Of Animal Husbandry. Diterjemahkan Oleh Srigando, B. Gajah
Jamaludin,Hardiyanti.2011.Tata laksana Pengaturan Cahaya Pada Unggas.http://hardianti-jamaluddin.blogspot.com/2011/02/tatalaksana-pengaturan-cahaya-pada.html. . Diakses tanggal 3 Maret 2014
Nasty, Fauzy. 2010. Hubungan Cahaya Terhadap Produktivitas Ternak Unggas. http://fauzynasty.blogspot.com/2010/10/hubungan-cahaya-terhadap-produktifitas.html. Diakses tanggal 3 Maret 2014.
Olanrewaju, H. A, J. P. Thaxton, W. A. Dozier III, J. Purswell, W. B. Roush, dan S. L. Branton. 2006. A Review of Lighting Programs for Broiler Production. International Journal of Poultry Sci. 5 (4) : 301-308).
Pond, K and P. Wilson. 2000. Introduction To Animal Science. John Wiley & Sons, INC. United States Of America.
Sabil, Syahriana. 2014. Lama Pencahayaan Pada Ayam Broiler.http://syahrianasabil.blogspot.com /2014/01/lama-pencahayaan-pada-ayam-broiler.html. Diakses tanggal 3 Maret 2014.
Sulistiyo. 2011. Tata Laksana Pemeliharaan Peternakan Ayam Broiler.http://broilerku.blogspot.com/2011_10_01_archive.html. Diakses tanggal 3 Maret 2014.
Yuwanto, T. 2008. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta: Kanisius.

Komentar

Unknown mengatakan…
mantap broo semangat selalu broo

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN KIMIA DENGAN PETERNAKAN

 PENDAHULUAN A.  Latar Belakang Sejarah kimia dimulai lebih dari 4000 tahun yang lalu dimana bangsa Mesir mengawal dengan the art of synthetic “wet” chemistry. 1000 tahun SM, masyarakat purba telah menggunakan teknologi yang akan menjadi dasar terbentuknya berbagai macamcabang ilmu kimia. Ekstrasi logam dari bijihnya, membuat keramik dan kaca, fermentasibir dan anggur, membuat pewarna untuk kosmetik dan lukisan, mengekstraksi bahan kimia dari tumbuhan untuk obat obatan dan parfum, membuat keju, pewarna, pakaian, membuat paduan logam seperti perunggu. Mereka tidak berusaha untuk memahami hakikat dan sifat materi yang mereka gunakanserta perubahannya, sehingga pada zaman tersebut ilmu kimia belum lahir. Tetapi dengan percobaan dan catatan hasilnya merupakan sebuah langkah menuju ilmu pengetahuan. Para ahli filsafat Yunani purba sudah mempunyai pemikiran bahwa materi tersusun dari partikel-partikel yang jauh lebih kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (atomos). Namun konsep

Hubungan Ilmu Nutrisi dengan Ilmu Lainnya

 jelaskan hubungan ilmu Nutrisi dengan ilmu lainnya seperti: Biokimia   Kimia Genetika   Mikrobiologi   Biofisik   Endokrinologi   Fisiologi   Matematika JAWAB Ilmu nutrisi (Nutrience Science) merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dan minuman dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh. Dalam ilmu nutrisi dikenal istilah zat nutrisi (Nutrients), yaitu ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Sedangkan nutrisi (Gizi) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi (Jaya, 2013) Ilmu nutrisi adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses dimana suatu organism mulai

Focus Group Discussion

PENDAHULUAN A.  Latar Belakang Istilah kelompok diskusi terarah atau dikenal sebagai  Focus Group Discussion   (FGD) saat ini sangat populer dan banyak digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian sosial. Pengambilan data kualitatif melalui FGD dikenal luas karena kelebihannya dalam memberikan kemudahan dan peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki informan. FGD memungkinkan peneliti dan informan berdiskusi intensif dan tidak kaku dalam membahas isu-isu yang sangat spesifik. FGD juga memungkinkan  peneliti mengumpulkan informasi secara cepat dan konstruktif dari peserta yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Di samping itu, dinamika kelompok yang terjadi selama berlangsungnya proses diskusi seringkali memberikan informasi yang penting, menarik, bahkan kadang tidak terduga . Focus group discussion yang lebih terkenal dengan singkatannya FGD merupakan salah satu metode riset kual