Langsung ke konten utama

Penentuan Daya Cerna Pakan


Sukandi 
I111 12 044
Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin
RESUME: PENENTU DAYA CERNA PAKAN


Kecernaan adalah zat-zat makanan dari konsumsi pakan yang tidak diekskresikan ke dalam feses, selisih antara zat makanan yang dikonsumsi dengan yang dieksresikan dalam feses merupakan jumlah zat makanan yang dapat dicerna. Jadi kecernaan merupakan pencerminan dari kemampuan suatu bahan pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ternak (Nugraheni, 2013).
A. Komposisi Pakan/Ransum
Komposisi makanan berhubunghan erat dengan komposisi kimiawinya , dan serat kasar mempunyai pengaruh yang terbesar terhadap daya cerna ini. Baik susunan kimia maupun proporsi serat kasar dalam makanan perlu di pertimbangkan . bahan makanan seperti jagung , ketela , beras atau gandum menunjukan variasi daya cerna yang keil oleh karena kadar serat kasar nya rendah dan proporsi nya tidak banyak berbeda. (Wardayanti, 2013).
Mc Donald et al (1995) menyatakan bahwa kecernaan pakan dipengaruhi oleh komposisi kimia pakan, dan fraksi pakan berserat berpengaruh besar pada kecernaan. Tillman et al (1991) bahwa hijauan tidak tetap dalam komposisi SK nya, penambahan persentasi SK dalam bahan pakan terjadi pada tanaman tua, biasanya disertai dengan penambahan lignifikasi dari selulosa dan hemiselulosa pada dinding sel.
Serat kasar dan  protein mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap daya cerna.  Meningkatnya kadar protein kasar dalam pakan akan meningkatkan daya cerna serat kasar, dan daya cerna serat kasar sangat berpengaruh terhadap daya cerna zat makanan lain. Serat kasar yang tidak dapat dicerna akan menghalangi aksi enzim yang mencerna zat makanan lain (Suparjo, 2012)
Daya cerna campuran bahan pakan tidak selalu sama dengan rata-rata daya cerna komponen bahan-bahan yang menyusun nya. Hal ini desebabkan karena adanya efek asosiasi pakan (Tillman et al, 1991).
B. Perlakuan Penyediaan Pakan
Beberapa perlakuan terhadap bahan makanan misalnya pemotongan penggilingan dan pemasakan mempengaruhi daya cerna nya . biji-bijian yang tidak diremukan lebih dahulu untuk sapi dan babi akan keluar dengan feses tanpa dicerna sehingga akan mengurangi daya cerna nya. wafering dari hijauan yaitu hijauan ini di pres menjadi blok blok kecil tidak banyak mempengaruhi daya cernanya.(Wardayanti, 2013).
Butiran-butiran yang digiling memberikan permukaan yang luas terhadap getah pencernaan sehingga dapat meningkatkan daya cerna (Suparjo, 2012).
C. Faktor Ternak
Bahan makanan yang redah serat kasar nya , daya cerna nya hampir sama untuk ruminansia dan non ruminansia . tetapi bahan makanan yang mengandung serat kasar lebih baik di cerna ruminansia (Wardayanti, 2013).
Menurut Suparjo (2012) beberapa faktor dari ternak yang mempengaruhi daya cerna yaitu:
Ø Spesies ternak. Ternak ruminansia mempunyai kemampuan yang lebih dalam mencerna pakan yang berserat kasar tinggi dibanding ternak non ruminansia. 
Ø Umur ternakTernak yang terlalu tua atau luterla muda kurang sempurna sehingga kemampuannyua dalam mencerna rendah.
Ø Keragaman antar individu ternak. Ternadengan spesies, umur dan jenis kelamin yang samake memungkinan menunjukkan daya cerna yang berbeda terhadap suatu bahan pakan yang sama.
D. Jumlah Pakan yang Diberikan
Penambahan jumlah bahan makanan yang di makan mempercepat arus makanan dalam usus sehingga mengurangi daya cerna(Wardayanti, 2013
Menurut Suparjo (2012) yang menyatakan peningkatkan konsumsi pakan akan menyebabkan pakan lebih cepat meninggalkan saluran pencernaan sehingga memperkecil kemungkinan bagi mikroba dan enzim untuk mencerna pakan akibatnya akan menurunkan daya cerna. Koefisien cerna tertinggi akan tercapai pada tingkat konsumsi 80 – 90 persen kemampuan konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Mc Donald,P.,R.A.Edwards and J..F.D.Greenhalqh. 1988. Animall Nutrition. Fourth editionLongman London
Nugraheni. Cik. 2013. Pengetahuan Bahan Makanan Ternakhttp://c31120286.blogspot.com/2013/06/pengetahuan-bahan-makanan-ternak.html. Diakses tanggal 16 November 2013
Suparjo. 2012. Evaluasi Pakan Secara In Vivo. Laboratorium Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Jambi. Jambi
Tillman,A.D,.H.Hartadi,S. Reksohadiprodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University press. Yogyakarta.
Wardayanti. 2013. Determinasi Daya Cerna, Penentuan Daya Cerna dan Alat Bom Kalorimeter.  http://wardayanti.blogspot.com/2013/01/wardah-cantik-bayiu.html. Diakses tanggal 16 November 2013.

Komentar

Tiyka Nur Atika mengatakan…
makasih.. sangat membantu...
Izin copas yah.. :D
Unknown mengatakan…
iya.. tapi cantumkan sumber ya... :)

Postingan populer dari blog ini

Mekanisme Pembentukan Kerabang Telur

Telur pada unggas mengandung banyak zat-zat makanan untuk persediaan perkembangbiakan embrio pada masa penetasan. Telur tidak ubahnya susu pada mamalia adalah hasil sekresi dari sistem reproduksi dan mekanisme endokrin, metabolik dan kimia faali. Bertelur sama dengan mekanisme laktasi. Telur unggas lebih besar dari pada telur mamalia, karena telur unggas harus mengandung makanan untuk perkembangan embrionik selama pertumbuhan di luar tubuh induk. Embrio unggas sangat tergantung pada zat makanan yang terdapat dalam telur. Karena itu lemak dari sudut kalori lebih pekat dari pada gula, maka telur lebih kaya akan lemak dari pada gula (dibandingkan dengan susu) (Anggorodi, 1984). Pada unggas betina organ reproduksi ada dua, yaitu ovarium dan oviduct. Pada unggas betina organ reproduksi bagian kiri yang berkembang normal dan berfungsi dengan baik, tetapi untuk bagian kanan mengalami rudimeter. Pada ovarium terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari infudibulum, magnum, ith...

Pengertian Pakan, Bahan baku pakan ,Feed suplement , Feed additive dan Pakan konsentrat

Pakan Pakan adalah makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak (peliharaan) . Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa . Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan makhluk hidup.   Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein [1] . Pakan berkualitas adalah pakan yang kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang (Anonim, 2012). Menurut Anonim (2011) Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu kesehtannya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan yang meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. Pakan adalah segaalah sesuatu yang dapat diberikan sebagai sumber energi dan zat-zat gizi, istilah pakan sering diganti dengan bahan baku pakan, pada kenyataanya sering terjadi penyimpangan yang menunjukkan penggunaan kata pakan diganti sebagai bahan baku pakan yang telah diolah menjadi pellet, crumble atau mash (An...

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Ayam Petelur Fase Grower

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeliharaan ayam petelur membutuhkan penanganan khusus dan sangat penting untuk diperhatian. Karena dengan pemeliharaan yang baik akan menghasilkan pertumbuhan ayam yang baik, kondisi ayam yang sehat, tingkat mortalitas yang rendah dan pada akhirnya akan menghasilkan ayam petelur dengan produksi telur yang tinggi. Salah satu hal yang perlu di perhatikan dalam manajemen pemeliharaan ayam petelur adalah sistem pencahayaan. Salah satu sumber bahan protein yang bermutu tinggi bagirakyat Indonesia, mudah diperoleh dan terjangkau oleh kemampuan pendapatannya ialah telur dan dagingnya.Dalam rangka usaha menambah penyediaan protein hewani inilah pemerintan menganjurkan untuk meningkatkan lagi perkembangan peternakan ayam ras (unggul), seperti penyediaan bibit unggul, obat-obatan, melaksanakan pameran atau kontes ternak unggas secara nasional dan sebagainya. Bila ditinjau dari iklimnya kepulauan Indonesia yang terbentang disepanjang khatulistiwa (tropis) m...